Suara Kaum Muda Pulau Dewata untuk Bumi: Roadshow “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda” di Universitas Udayana
Ditulis oleh Admin | 2025-09-06
Denpasar – Suasana aula Fakultas Hukum Universitas Udayana pada Kamis, 4 September 2025, dipenuhi semangat dan antusiasme mahasiswa. Mereka hadir mengikuti kegiatan Roadshow Kampus “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda”, yang diselenggarakan oleh Institut Hijau Indonesia (IHI) bekerja sama dengan ALSA Local Chapter Universitas Udayana (ALSA LC UNUD), Green Leadership Indonesia (GLI), dan jaringan komunitas lingkungan lainnya. Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan nasional IHI yang mendorong keterlibatan pemuda dalam menghadapi Triple Planetary Crisis yaitu krisis iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi.
Kegiatan dimulai sejak pagi dengan sambutan dari berbagai pihak. Director ALSA LC UNUD membuka acara dengan menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, organisasi, dan lembaga eksternal dalam memperkuat kapasitas generasi muda menghadapi isu keberlanjutan. Ia menegaskan bahwa mahasiswa hukum pun memiliki peran penting dalam advokasi dan kebijakan lingkungan. “Diskusi seperti ini jangan berhenti di ruang seminar, tapi harus dilanjutkan dengan aksi nyata dan proyek keberlanjutan di kampus dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Chalid Muhammad, Ketua Institut Hijau Indonesia. Ia menggambarkan kondisi global yang sedang dihadapi bumi melalui konsep Triple Planetary Crisis. Chalid menuturkan bahwa dampak krisis iklim sudah tidak bisa diabaikan. Pemanasan global, kehilangan biodiversitas, dan polusi adalah tantangan nyata yang akan diwariskan generasi kini kepada generasi berikutnya. “Emisi yang kita hasilkan hari ini adalah utang ekologis yang akan ditanggung anak cucu kita,” tegasnya. Ia juga menyinggung sejarah panjang keterlibatan pemuda dalam forum internasional, mulai dari Konferensi Stockholm tahun 1972, Rio Summit 1992, hingga Paris Agreement 2015. Menurutnya, pemuda harus hadir bukan sebagai korban perubahan, melainkan sebagai pelaku yang membawa solusi. “Aksi kecil yang dilakukan bersama dan konsisten akan menjadi perubahan besar bagi bumi,” ujarnya menutup sambutan.
Dari pihak kampus, Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan menegaskan bahwa kampus memiliki tanggung jawab akademik dan moral dalam mendukung gerakan lingkungan hidup. Ia mengajak mahasiswa untuk menjadikan isu lingkungan sebagai bagian dari riset dan kegiatan akademik, sekaligus menginternalisasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam kehidupan kampus. “Hukum lingkungan bukan sekadar teori, tetapi alat untuk memastikan keadilan ekologis terwujud,” ucapnya.
Sesi paparan narasumber menghadirkan beragam perspektif yang menggugah. Tjokorda Istri Diah Widyantari dari Fakultas Hukum Universitas Udayana mengingatkan bahwa krisis iklim merupakan ancaman langsung terhadap hak asasi manusia — hak atas lingkungan hidup yang sehat dan layak. Ia memaparkan kondisi Bali saat ini yang menghadapi berbagai persoalan: alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan wisata, krisis air bersih akibat eksploitasi berlebih, permasalahan sampah, dan ancaman kenaikan muka air laut. Ia menegaskan pentingnya sinergi multipihak dan penguatan hukum lingkungan di tingkat lokal dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Bali seperti Tri Hita Karana dalam pembangunan berkelanjutan.
Narasumber berikutnya, Ni Nyoman Santi dari Pusat Data dan Informasi Lingkungan (Kapusdal), menyampaikan upaya pemerintah dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ia memaparkan berbagai program seperti Kampung Iklim (Proklim), pemanfaatan teknologi IoT untuk pemantauan kualitas air dan udara, serta target nasional pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2029. Menurutnya, pemuda memiliki peran besar dalam mendukung transformasi menuju ekonomi hijau dan penciptaan green jobs. “Kampus hijau, kampanye publik, dan komunitas hukum lingkungan adalah tiga pilar yang bisa digerakkan bersama oleh generasi muda,” ujarnya.
Sementara itu, Fathul Bari, penulis Jurnal Peradaban Hijau, menyoroti keterkaitan langsung krisis iklim dengan kehidupan manusia. Ia menjelaskan dampak nyata terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penyakit pernapasan akibat polusi udara, risiko penyakit tropis karena suhu ekstrem, dan bahaya mikroplastik bagi tubuh manusia. Ia menegaskan bahwa anak muda berperan sebagai “jembatan antara sains, kebijakan, dan masyarakat”. Dalam paparannya, Bari mengajak peserta untuk aktif dalam riset dan inovasi, advokasi kebijakan, serta aksi komunitas yang nyata seperti restorasi ekosistem, konservasi sungai, dan kewirausahaan hijau.
Paparan terakhir disampaikan oleh Gede Armando Adhie Pradana, alumni Green Leadership Indonesia (GLI), yang berbagi pengalaman nyata sebagai aktivis muda di Bali. Ia menjelaskan berbagai kegiatan komunitas yang telah dilakukan seperti penanaman mangrove, aksi bersih pantai, pameran edukasi lingkungan, hingga kampanye green campus. “Krisis iklim bukan isu jauh di luar sana, kita semua sudah merasakannya. Karena itu, kita harus bertindak mulai dari diri sendiri,” katanya. Gede menegaskan bahwa gaya hidup berkelanjutan, inovasi ramah lingkungan, dan advokasi kebijakan lokal adalah bentuk nyata kontribusi anak muda untuk bumi.
Kegiatan Roadshow “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda” di Bali ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk menyadari peran mereka sebagai agen perubahan dalam menghadapi krisis global. Melalui dialog lintas disiplin dan kolaborasi antara kampus, pemerintah, dan komunitas, acara ini berhasil memperkuat kesadaran bahwa masa depan bumi bergantung pada tindakan hari ini. Seperti disampaikan oleh Chalid Muhammad di akhir kegiatan, “Krisis iklim adalah tantangan moral bagi seluruh umat manusia. Namun dari ruang-ruang kampus seperti ini, kita melihat bahwa harapan untuk bumi masih menyala di tangan generasi muda.”
Berita Lainnya
-
Edukasi Politik dan Keterlibatan Kita dalam Demokrasi Digital Citizenship dan Warna dalam Perbedaan
| 2025-12-13 -
Etika Publik Dan Tanggung Jawab sosial, perilaku sosial dan perubahan sosial
| 2025-12-13 -
System Politik di Indonesia dan Lembaga Politik di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Pemilu dan Praktik Pemilihan Umum di Indonesia
| 2025-12-13 -
Mengenal Teori-teori Besar Tentang Cara Melanggengkan Kekuasaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Ekonomi Yang Menindas dan Oligarki
| 2025-12-13 -
Histori dan Tumbuh Kembang Partisipasi Politik di Indonesia Dinamika Perkembangan Partisipasi Politik dari Masa ke Masa
| 2025-12-13 -
Kekuatan Lokal dalam Partisipasi dan Representasi Politik
| 2025-12-13 -
Media dalam demokrasi modern menghadapi ancaman hoaks dan disinformasi
| 2025-12-13 -
Keterlibatan Komunitas dan Manajemen Relawan untuk Dampak Positif di Tingkat Lokal
| 2025-12-13