Public Report Ekososlab 2025: Kolaborasi Pemuda untuk Keadilan Sosial dan Ekologis di Empat Provinsi
Ditulis oleh Admin | 2025-09-27
Jakarta, 25 September 2025. Laboratorium Keadilan Sosial dan Ekologis (Ekososlab) menggelar Public Report 2025, menampilkan capaian dan pembelajaran dari empat provinsi lokasi implementasi: Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan ini menjadi refleksi tahunan atas peran generasi muda dalam menggerakkan inovasi pengelolaan hutan berkeadilan sosial dan ekologis di tingkat tapak.
Dalam laporan publik tersebut, M. Akmal Ramadhan, selaku Project Officer Ekososlab, menyampaikan bahwa laboratorium ini merupakan ruang belajar lintas generasi yang melibatkan pemuda, masyarakat desa, akademisi, dan pemerintah daerah. “Ekososlab bukan sekadar proyek pelatihan, melainkan wadah pembelajaran sosial-ekologis yang membangun kesadaran, keterampilan, dan kolaborasi nyata dalam mengelola hutan dan sumber daya lokal,” ujarnya. Hingga tahun 2025, Ekososlab telah melibatkan lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang, yang tersebar di empat provinsi.
Public Report ini menyoroti berbagai inisiatif inovatif yang dikembangkan di tiap wilayah, menyesuaikan dengan potensi dan tantangan lokal :
- Sulawesi Selatan: Di Desa Tabo-Tabo, Ekososlab berfokus pada dua program unggulan: Ecoprint dan Rumah Pangan Lestari. Kegiatan ini berkolaborasi dengan BP2SDM Wilayah VI Makassar untuk menghadirkan teknologi tepat guna seperti sistem irigasi tetes dan pestisida nabati. Inovasi ini menjawab tantangan tanah yang cepat kering, sekaligus memperkuat kemandirian pangan warga desa.
- Kalimantan Selatan: Di KHDTK Kintap, program difokuskan pada Sekolah Alam Riam Adungan dan Pelatihan Kerajinan Anyaman Rotan. Kegiatan ini menggabungkan pendekatan edukasi anak-anak sekolah dengan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, terutama perempuan dan kelompok pemuda. Program ini berhasil menciptakan keterampilan baru yang berdampak langsung pada ekonomi lokal.
- Riau: Di wilayah ini, Ekososlab mengembangkan dua inisiatif besar. Di KHDTK Bukit Suligi, masyarakat membangun konsep Ekowisata Edukatif yang melibatkan pelajar dan wisatawan dalam kegiatan konservasi. Sementara di Desa Benteng Hilir, masyarakat difasilitasi untuk mengolah limbah sarang lebah dan minyak atsiri menjadi lilin aromaterapi alami—produk kreatif yang memperkuat ekonomi lokal berbasis hasil hutan bukan kayu (HHBK).
- Nusa Tenggara Barat: Ekososlab NTB menampilkan lima program unggulan, yaitu pupuk nabati, pakan ternak silase, silvopastura, agroforestry, dan Sekolah Pangan Lestari. Program terakhir dijalankan bersama mitra seperti Waterynation, Zentide, dan Komisi Irigasi Provinsi NTB, dengan fokus pada peningkatan nilai tambah hasil pertanian dan legalitas produk (PIRT dan BPOM).
Dalam sesi diskusi publik, Chalid Muhammad, Ketua Institut Hijau Indonesia (IHI), menegaskan pentingnya melihat hutan tidak hanya sebagai ruang ekologis, tetapi juga ruang sosial dan ekonomi. “Hutan adalah ruang hidup yang menyatukan manusia dan alam. Ekososlab hadir sebagai contoh nyata bahwa pemuda bisa menjadi jembatan antara ilmu, aksi, dan keadilan sosial,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa setiap program di Ekososlab lahir dari semangat kolaborasi, bukan intervensi. Pendekatan partisipatif ini terbukti memperkuat kapasitas masyarakat untuk mandiri, tanpa meninggalkan nilai-nilai konservasi dan keberlanjutan.
Public Report juga menyoroti pentingnya peran pemuda dalam mewarisi dan memimpin transformasi lingkungan. Melalui pendekatan learning by doing, Ekososlab mengajarkan cara memanfaatkan sumber daya lokal dengan efisien, mengembangkan produk kreatif dari hasil hutan, serta membangun jejaring usaha berkelanjutan.
“Generasi muda bukan hanya penerus, tapi penggerak perubahan. Dari hutan-hutan kecil di desa, mereka sedang menulis ulang masa depan kehutanan Indonesia,” tutur Chalid menutup sesi laporan publik.
Kegiatan Public Report 2025 menjadi momentum penting bagi Ekososlab untuk memperkuat jejaring, menegaskan transparansi, dan memperluas dampak sosial-ekologis yang telah dirintis di berbagai daerah.
Berita Lainnya
-
Edukasi Politik dan Keterlibatan Kita dalam Demokrasi Digital Citizenship dan Warna dalam Perbedaan
| 2025-12-13 -
Etika Publik Dan Tanggung Jawab sosial, perilaku sosial dan perubahan sosial
| 2025-12-13 -
System Politik di Indonesia dan Lembaga Politik di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Pemilu dan Praktik Pemilihan Umum di Indonesia
| 2025-12-13 -
Mengenal Teori-teori Besar Tentang Cara Melanggengkan Kekuasaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Ekonomi Yang Menindas dan Oligarki
| 2025-12-13 -
Histori dan Tumbuh Kembang Partisipasi Politik di Indonesia Dinamika Perkembangan Partisipasi Politik dari Masa ke Masa
| 2025-12-13 -
Kekuatan Lokal dalam Partisipasi dan Representasi Politik
| 2025-12-13 -
Media dalam demokrasi modern menghadapi ancaman hoaks dan disinformasi
| 2025-12-13 -
Keterlibatan Komunitas dan Manajemen Relawan untuk Dampak Positif di Tingkat Lokal
| 2025-12-13