Pemuda Mataram Gaungkan Alarm Krisis Iklim : Aksi Nyata dari Kampus untuk Bumi

Ditulis oleh Admin | 2025-08-22

IHI - Ratusan mahasiswa Universitas Mataram berkumpul di Dome kampus mereka pada Selasa (19/08/2025), untuk mengikuti kegiatan bertajuk “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda” yang diselenggarakan oleh Institut Hijau Indonesia (IHI) bekerja sama dengan IAAS LC Universitas Mataram. Kegiatan ini mendapat dukungan dari kerja sama Indonesia – Norwegia melalui program FOLU Net Sink 2030 (FOLU-NC), yang berfokus pada upaya menurunkan emisi karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Acara yang berlangsung sejak pukul 08.30 hingga 14.00 WITA ini menghadirkan suasana kolaboratif dan penuh semangat. Sebanyak 200 peserta terdiri dari 112 perempuan dan 88 laki-laki mengikuti kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran pemuda terhadap krisis iklim global. Dalam sambutannya, Fazila Sail, Ketua IAAS LC Unram, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial, tetapi merupakan panggilan bagi generasi muda untuk bergerak dan berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan bumi. Ia juga mengapresiasi kolaborasi antara IAAS dan IHI yang dinilai mampu menumbuhkan sinergi lintas sektor antara mahasiswa, akademisi, dan komunitas lingkungan.

Sementara itu, Chalid Muhammad, Ketua Institut Hijau Indonesia, menyoroti apa yang disebutnya sebagai triple planetary crisis yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi. Menurutnya, krisis ini bukan sekadar isu global, melainkan tantangan moral bagi generasi muda. “Emisi karbon yang kita hasilkan hari ini adalah warisan utang ekologis bagi generasi mendatang,” ujarnya. Chalid menekankan pentingnya peran 66 juta pemuda Indonesia dalam menuntut transisi energi yang adil, mengembangkan inovasi hijau, serta memperkuat gerakan kolaboratif menuju keberlanjutan.

Dukungan dari kalangan akademisi juga datang dari Prof. Dr. Sitti Hilyana, M.Si., Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mataram. Ia menyebut kolaborasi antara IAAS dan IHI sebagai langkah konkret untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan mahasiswa di bidang lingkungan. “Mahasiswa bukan hanya penonton, tetapi motor penggerak perubahan menuju masa depan yang lebih hijau,” ujarnya.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari para narasumber. Baiq Yulfia Elsadewi Yabuarti, Ph.D., dosen Fakultas Pertanian Unram, membahas dampak nyata perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari serta pentingnya aksi kolektif di tingkat lokal. Dr. Ir. Agus Justino, M.Sc., selaku Project Director FOLU Net Sink 2030, menjelaskan strategi Indonesia dalam mencapai target net sink karbon melalui pengelolaan hutan lestari, konservasi keanekaragaman hayati, dan reformasi tata kelola lingkungan. Ia juga menyoroti kerja sama bilateral Indonesia–Norwegia sebagai bentuk nyata diplomasi hijau yang mendorong kontribusi berbasis hasil (Result-Based Contribution).

Dari perspektif akademik dan gerakan sosial, Dr. Musthafa Haiadar Shahab, M.Pd., Editor Jurnal Peradaban Hijau, menekankan bahwa intelektual muda harus mampu menjembatani pengetahuan ilmiah dan aksi sosial. “Pemuda harus menjadi penghubung antara kampus dan masyarakat, bukan hanya berpikir kritis, tetapi juga bergerak strategis,” katanya. Sementara Riza Hamkary Salam, M.Si., alumni Green Leadership Indonesia (GLI), mendorong peserta untuk terlibat dalam proyek konkret seperti sekolah pangan lestari, konservasi hutan, dan edukasi publik tentang gaya hidup ramah lingkungan.

Setelah sesi materi, peserta dibagi ke dalam sepuluh kelompok Focus Group Discussion (FGD) dengan tema beragam, mulai dari pendidikan iklim, energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, hingga keadilan sosial dan inovasi teknologi. Dari diskusi tersebut, muncul berbagai ide aksi, seperti pengembangan proyek urban farming, kampanye gaya hidup hijau di kampus, hingga rekomendasi untuk mendorong transportasi ramah lingkungan di Kota Mataram. Para peserta juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan sektor swasta dalam mengatasi dampak perubahan iklim secara nyata.

Roadshow Kampus “Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda” di Universitas Mataram menjadi bukti nyata bahwa kesadaran lingkungan dapat tumbuh kuat dari ruang-ruang akademik. Melalui dukungan program FOLU Net Sink 2030, kegiatan ini mempertegas komitmen kolaboratif antara pemerintah, organisasi lingkungan, dan generasi muda untuk menjadikan Indonesia lebih hijau, adil, dan berkelanjutan. Di tengah meningkatnya ancaman krisis iklim global, semangat para mahasiswa Unram hari itu menjadi pengingat bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama.