Ngobrolin Iklim Bareng Komunitas: Suara Siswa Bali untuk Bumi
Ditulis oleh Admin | 2025-09-06
Denpasar – Suasana pagi di SMA Kristen Harapan Bali pada Rabu, 3 September 2025, terasa berbeda dari biasanya. Aula sekolah yang biasanya dipenuhi suara belajar, pagi itu berubah menjadi ruang dialog penuh semangat. Ratusan siswa berkumpul dalam kegiatan Roadshow Komunitas “Ngobrolin Iklim Bareng Komunitas”, yang menjadi bagian dari rangkaian program nasional Alarm Krisis Iklim dan Dialog Kaum Muda yang digagas oleh Institut Hijau Indonesia (IHI) bersama jejaring Green Youth Movement (GYM) dan Green Leadership Indonesia (GLI).
Kegiatan dimulai sejak pukul 07.30 WITA dan berlangsung hingga siang hari, menghadirkan suasana belajar yang interaktif dan inspiratif. Acara dibuka dengan pemaparan singkat mengenai kondisi bumi terkini, di mana data dari National Centers for Environmental Information (NOAA) menunjukkan bahwa tahun 2024 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah. Fakta ini menjadi titik awal bagi para peserta untuk memahami bagaimana krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan, melainkan realitas yang sedang dihadapi saat ini.

Melalui paparan narasi “Triple Planetary Crisis” yakni krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi, para fasilitator menjelaskan bagaimana ketiga krisis tersebut saling terkait dan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, termasuk di Bali. Permasalahan seperti sampah plastik, pencemaran air di sungai dan laut, deforestasi, serta eksploitasi sumber daya air menjadi contoh nyata tantangan lingkungan di Pulau Dewata. Dalam suasana yang hangat, beberapa siswa turut menyampaikan ajakan kepada teman-temannya untuk mulai menjaga lingkungan dari hal sederhana di sekolah dan rumah.
Sesi dilanjutkan dengan pengenalan program nasional FOLU Net Sink 2030, strategi Indonesia untuk mencapai netralitas karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Peserta diperkenalkan pada konsep bahwa Indonesia menargetkan menjadi negara penyerapan karbon bersih pada tahun 2030, terutama melalui pengelolaan hutan, lahan, dan sektor energi. Program ini menjadi contoh nyata komitmen Indonesia dalam menekan emisi karbon sekaligus membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Para siswa kemudian diajak menonton film pendek berjudul “Peradaban 2050 yang Dijanjikan”, yang menggambarkan bagaimana dunia di masa depan akan menghadapi krisis besar apabila manusia tidak segera beradaptasi dengan perubahan iklim. Video tersebut memperlihatkan ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil yang menyumbang hingga 70% emisi gas karbon global. Melalui tayangan itu, peserta diajak untuk berpikir kritis tentang masa depan bumi dan pentingnya transisi energi bersih.
Setelah pemutaran film, kegiatan berlanjut ke sesi Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti dengan antusias oleh seluruh siswa. Mereka dibagi ke dalam sepuluh kelompok dengan tema berbeda, membahas berbagai isu lingkungan dan solusi yang bisa dilakukan di tingkat lokal. Hasil diskusi mencerminkan kreativitas dan kepedulian generasi muda Bali terhadap krisis iklim.
Kelompok pertama membahas pentingnya pendidikan dan kesadaran iklim di sekolah, menyoroti kurangnya integrasi isu lingkungan dalam kurikulum dan perlunya gerakan seperti penanaman pohon atau pembuatan eco-enzym. Kelompok kedua mengangkat tema energi terbarukan dan melahirkan kampanye kreatif bertajuk CERAH! sebuah akronim dari “Cintai bumi dengan energi bersih, Energi matahari dan angin bisa jadi pilihan, Ramah lingkungan dan bebas polusi, Ayo hemat energi, Hidup sehat-masa depan cerah.”
Diskusi kelompok lainnya menyoroti persoalan perubahan iklim dan pertanian, mendorong kebiasaan konsumsi makanan lokal dan sehat untuk mendukung ekonomi daerah. Tema kota berkelanjutan dan transportasi ramah lingkungan dibahas oleh kelompok keempat, yang mengusulkan penggunaan sepeda dan transportasi listrik sebagai solusi polusi udara.
Sementara itu, kelompok kelima menyoroti masalah air dan bencana iklim seperti banjir di Jembrana tahun 2022, dengan solusi inovatif berupa proyek lubang biopori untuk resapan air. Kelompok keenam membahas perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati, menekankan pentingnya sosialisasi dan kampanye publik tentang konservasi.
Kelompok ketujuh mengusung tema ekonomi sirkular dan gaya hidup hijau dengan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Mereka mengusulkan ide bank sampah digital dan program tanam kompos bersama masyarakat. Kelompok kedelapan menyoroti hubungan antara keadilan sosial dan perubahan iklim, menekankan perlunya edukasi publik agar masyarakat agraris dan pesisir tetap berdaya di tengah perubahan cuaca ekstrem.
Kelompok kesembilan membahas peran teknologi dalam solusi iklim, mengusulkan pembuatan tempat sampah pintar dan aplikasi transportasi umum berbasis digital. Sedangkan kelompok terakhir menyoroti dampak industri ekstraktif terhadap lingkungan, seperti pencemaran logam berat dan konflik sosial, serta mengusulkan pembentukan komunitas kampanye untuk mendorong tanggung jawab perusahaan dan pemerintah.
Seluruh hasil diskusi dipresentasikan secara bergantian dengan antusiasme tinggi. Suasana aula dipenuhi tepuk tangan dan dukungan antar peserta. Kegiatan Ngobrolin Iklim Bareng Komunitas di SMA Kristen Harapan Bali ini membuktikan bahwa generasi muda tidak hanya mampu memahami isu-isu kompleks seperti krisis iklim dan keberlanjutan, tetapi juga siap menjadi bagian dari solusi.
Melalui pendekatan edukatif, partisipatif, dan kreatif, kegiatan ini menanamkan pesan kuat bahwa setiap tindakan kecil memiliki arti besar bagi masa depan bumi. Seperti disampaikan salah satu peserta, “Kalau bukan kita yang menjaga bumi, siapa lagi?”
Berita Lainnya
-
Edukasi Politik dan Keterlibatan Kita dalam Demokrasi Digital Citizenship dan Warna dalam Perbedaan
| 2025-12-13 -
Etika Publik Dan Tanggung Jawab sosial, perilaku sosial dan perubahan sosial
| 2025-12-13 -
System Politik di Indonesia dan Lembaga Politik di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Pemilu dan Praktik Pemilihan Umum di Indonesia
| 2025-12-13 -
Mengenal Teori-teori Besar Tentang Cara Melanggengkan Kekuasaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Ekonomi Yang Menindas dan Oligarki
| 2025-12-13 -
Histori dan Tumbuh Kembang Partisipasi Politik di Indonesia Dinamika Perkembangan Partisipasi Politik dari Masa ke Masa
| 2025-12-13 -
Kekuatan Lokal dalam Partisipasi dan Representasi Politik
| 2025-12-13 -
Media dalam demokrasi modern menghadapi ancaman hoaks dan disinformasi
| 2025-12-13 -
Keterlibatan Komunitas dan Manajemen Relawan untuk Dampak Positif di Tingkat Lokal
| 2025-12-13