Konsep Dasar dan Manfaat Penerapan Green Lifestyle dalam Kehidupan Sehari-hari
Ditulis oleh Zakiatul Alia | 2025-08-31
Green Leadership Indonesia Batch 5 kembali menggelar Kelas Intensif Hijau pada Minggu, 31 Agustus 2025 dengan topik “Konsep Dasar dan Manfaat Penerapan Green Lifestyle dalam Kehidupan Sehari-hari.” Kelas ini menghadirkan Margareta Rosemary (Alumni GLI Batch 4 & Anggota Upakara Bioenzim Nusantara) sebagai pemateri utama. Melalui sesi ini, Kak Margareta menekankan pentingnya mindfulness atau kesadaran penuh sebagai dasar dalam menjalani green lifestyle. Mindfulness dimaknai sebagai hadir sepenuhnya dalam momen, menyadari nafas, bersyukur atas hal kecil, dan menerima pengalaman baik maupun buruk tanpa menghakimi. Praktik sederhana ini membantu individu lebih tenang, sekaligus mengingatkan bahwa manusia sangat bergantung pada alam, sementara alam dapat bertahan tanpa manusia.
Dari kesadaran tersebut lahirlah green lifestyle, yakni pola hidup ramah lingkungan yang berulang, konsisten, dan berkelanjutan. Bukan sekadar tren sesaat, tetapi wujud rasa syukur karena masih diberi kesempatan hidup di bumi. Kak Margareta membagikan praktik nyatanya seperti membuat eco enzyme, bersepeda saat tinggal di Yogyakarta, menerapkan hidup minimalis, hingga penelitian mikroalga yang menyerap karbon 30 kali lebih banyak dibanding pohon. Menurutnya, aksi sekecil apapun harus dijalani dengan bahagia agar bisa bertahan lama, menular, dan berdampak luas. Tidak hanya itu, kelas ini juga diperkaya dengan paparan Bapak Chalid Muhammad (Kepala Sekolah Green Leadership Indonesia). Menurutnya, green lifestyle merupakan gaya hidup yang menekankan kesadaran penuh dalam setiap tindakan sehari-hari. Prinsip ini mengajarkan kita untuk lebih bijak dalam memilih, menggunakan, dan mengelola sumber daya agar tidak berlebihan dan tetap ramah lingkungan.
Pak Chalid mencontohkan langkah nyata seperti mengurangi jejak karbon melalui hemat energi, transportasi berkelanjutan, serta konsumsi produk lokal. Selain itu, praktik sharing economy dan zero waste membantu menciptakan siklus hidup barang yang lebih panjang sekaligus mengurangi limbah.Dengan menerapkan green lifestyle, kita tidak hanya berkontribusi pada kelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Perubahan kecil dalam keseharian, seperti membawa botol minum sendiri atau mengurangi plastik sekali pakai, bisa memberikan dampak besar jika dilakukan secara konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga bumi tidak selalu membutuhkan langkah besar, melainkan kesadaran kolektif dari setiap individu. Pada akhirnya, green lifestyle adalah sebuah komitmen untuk hidup selaras dengan alam, saling peduli, dan mewariskan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Kelas ini dipandu dengan hangat oleh Made Supriyani (Alumni GLI Batch 4) sebagai Master of Ceremony dan Lalu Riandi (Alumni GLI Batch 4) sebagai Moderator yang memastikan jalannya kelas tetap interaktif, mendalam, dan penuh semangat kebersamaan. Melalui sesi ini, para peserta diajak merenungkan bahwa menjaga bumi tidak harus dengan langkah besar, tetapi bisa dimulai dari kesadaran sederhana: bernafas, bersyukur, dan memilih gaya hidup yang tidak membebani alam. Dengan mindfulness dan green lifestyle, generasi muda dapat melahirkan kepemimpinan hijau yang berlandaskan keadilan sosial dan ekologis.
Lebih jauh, Kak Margareta juga menyinggung tantangan generasi muda dalam menghadapi fenomena FOMO (fear of missing out). Kebiasaan konsumtif yang lahir dari ketakutan tertinggal tren berisiko menambah beban ekologis, sebab setiap konsumsi berarti mengambil sumber daya alam yang terbatas. Jika pola ini dibiarkan, pada tahun 2050 kebutuhan energi dan sumber daya diperkirakan akan melampaui kemampuan bumi. Mindfulness, menjadi solusi untuk melawan FOMO—dengan belajar bersyukur, menikmati momen, dan tidak mudah goyah oleh pengaruh luar.
Kak Margareta juga menekankan bahwa green lifestyle bukan hanya urusan individu, tetapi perlu dukungan kebijakan, sarana, serta gerakan kolektif. Konsumen yang berdaya bisa mengubah arah pasar, menekan budaya konsumtif hingga mendorong produsen lebih ramah lingkungan. Upaya ini dapat diperkuat lewat advokasi publik dan gerakan menuju target besar seperti net zero emission.
Selain itu, Kak Margareta berbagi pengalamannya bersama komunitas Upakara, yakni sebuah inisiatif yang memadukan penelitian dan aksi nyata untuk keberlanjutan. Upakara mengembangkan eco enzyme sebagai disinfektan alami pengganti bahan kimia berbahaya, mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel, menanam pohon di bantaran Ciliwung hingga melatih masyarakat membuat produk fermentasi sehat seperti kimchi dan kefir. Semua praktik ini menjadi bukti nyata bahwa mindfulness dan green lifestyle mampu melahirkan aksi kecil yang berkelanjutan dan berdampak.

Footnote
¹Green lifestyle: gaya hidup ramah lingkungan yang konsisten dan berkelanjutan.
²Mindfulness: praktik kesadaran penuh pada momen saat ini tanpa menghakimi.
³Eco enzyme: cairan hasil fermentasi limbah organik rumah tangga yang bermanfaat sebagai pembersih alami.
⁴Minimalis: gaya hidup sederhana dengan mengutamakan kebutuhan esensial.
⁵Mikroalga: organisme mikroskopis yang mampu menyerap karbon dalam jumlah besar.
⁶FOMO (fear of missing out): rasa takut tertinggal tren sehingga memicu konsumsi berlebih.
⁷Net zero emission: kondisi ketika jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan sama dengan yang diserap kembali.
⁸Upakara: komunitas yang memadukan penelitian dan aksi nyata untuk keberlanjutan.
⁹Biodiesel: bahan bakar nabati hasil olahan minyak jelantah atau minyak nabati.
¹⁰Kimchi: makanan fermentasi asal Korea berbahan utama sayuran dan rempah.
¹¹Kefir: minuman fermentasi berbahan susu yang kaya probiotik.
¹²Sharing economy: sistem berbagi penggunaan barang/jasa agar lebih efisien dan berkelanjutan.
¹³Zero waste: konsep mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang agar limbah seminimal mungkin.
Berita Lainnya
-
Edukasi Politik dan Keterlibatan Kita dalam Demokrasi Digital Citizenship dan Warna dalam Perbedaan
| 2025-12-13 -
Etika Publik Dan Tanggung Jawab sosial, perilaku sosial dan perubahan sosial
| 2025-12-13 -
System Politik di Indonesia dan Lembaga Politik di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Pemilu dan Praktik Pemilihan Umum di Indonesia
| 2025-12-13 -
Mengenal Teori-teori Besar Tentang Cara Melanggengkan Kekuasaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Indonesia
| 2025-12-13 -
Sistem Ekonomi Yang Menindas dan Oligarki
| 2025-12-13 -
Histori dan Tumbuh Kembang Partisipasi Politik di Indonesia Dinamika Perkembangan Partisipasi Politik dari Masa ke Masa
| 2025-12-13 -
Kekuatan Lokal dalam Partisipasi dan Representasi Politik
| 2025-12-13 -
Media dalam demokrasi modern menghadapi ancaman hoaks dan disinformasi
| 2025-12-13 -
Keterlibatan Komunitas dan Manajemen Relawan untuk Dampak Positif di Tingkat Lokal
| 2025-12-13