Forestry Hub Resmi Diluncurkan : Ruang Kolaborasi Digital untuk Masa Depan Hutan Indonesia

Ditulis oleh Admin | 2025-09-27

Jakarta, 25 September 2025. Institut Hijau Indonesia (IHI) melalui Laboratorium Keadilan Sosial dan Ekologis (Ekososlab) resmi meluncurkan Forestry Hub, sebuah platform digital yang dirancang sebagai pusat kolaborasi, pengetahuan, dan inovasi untuk pengelolaan hutan yang berkeadilan sosial dan ekologis.

Acara peluncuran berlangsung di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, dihadiri oleh lebih dari 80 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BPDLH, FOLU, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, serta mitra strategis dari sektor swasta dan donor lingkungan.

Dalam sambutannya, Dr. Edi Sulistyo Heri Susetyo, Kepala Biro Perencanaan KLHK, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian hutan. “Anak muda bukan hanya pewaris bumi, tetapi juga agen perubahan hari ini. Dengan kreativitas dan energi mereka, pemuda mampu menciptakan solusi nyata bagi krisis ekologi,” ujarnya. Ia menilai Forestry Hub sebagai wadah penting yang mempertemukan gagasan, penelitian, dan aksi lapangan.

Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad, menambahkan bahwa Forestry Hub hadir sebagai jawaban atas kebutuhan ruang bersama bagi para penggerak lingkungan di seluruh Indonesia. “Hutan tidak bisa dijaga sendirian. Melalui Forestry Hub, kita membangun jembatan antara pengetahuan ilmiah, pengalaman lapangan, dan gerakan masyarakat agar semua pihak bisa belajar dan berkolaborasi,” tuturnya.

Forestry Hub berfungsi sebagai perpustakaan digital dan ruang jejaring kolaboratif, yang mendokumentasikan seluruh kegiatan, riset, serta inovasi yang dihasilkan dari berbagai laboratorium sosial-ekologis di Indonesia. Platform ini memuat arsip cerita sukses masyarakat desa, pengrajin, petani, serta pemuda yang aktif dalam pengelolaan hutan dan sumber daya alam berkelanjutan.

Lebih dari sekadar repositori data, Forestry Hub dirancang untuk mendorong transfer pengetahuan lintas generasi. Melalui sistem terbuka, individu, lembaga pendidikan, komunitas, maupun organisasi masyarakat sipil dapat mengakses informasi, melakukan riset bersama, hingga merancang program kolaboratif untuk pembangunan hijau di tingkat lokal.

Project Officer Ekososlab, M. Akmal Ramadhan, menjelaskan bahwa inisiatif ini berangkat dari pengalaman lapangan selama tiga tahun terakhir di empat provinsi : Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, dan Nusa Tenggara Barat. “Selama ini banyak praktik baik di desa yang tidak terdokumentasi dengan baik. Forestry Hub memastikan bahwa pengetahuan tersebut tidak hilang, tetapi menjadi sumber belajar bagi siapa pun yang ingin bergerak untuk hutan,” jelasnya.

Forestry Hub diharapkan menjadi ruang tumbuh bersama bagi akademisi, praktisi kehutanan, masyarakat adat, pemuda, dan pengambil kebijakan untuk berbagi gagasan dan merancang solusi ekologis yang berkeadilan. Dengan memadukan data lapangan, kisah inspiratif, dan jejaring antar-daerah, platform ini akan bertransformasi menjadi komunitas nasional penggerak kehutanan berkelanjutan.

“Forestry Hub bukan sekadar platform digital. Ia adalah gerakan kolektif yang menegaskan bahwa menjaga hutan adalah tanggung jawab bersama,” ujar Chalid Muhammad menutup peluncuran.

Peluncuran Forestry Hub ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kolaborasi multipihak dan mempercepat transformasi menuju pengelolaan hutan yang inklusif, produktif, dan berkeadilan sosial.