Ekososlab Dorong Pemberdayaan Pemuda Melalui Pelatihan Anyaman Rotan di KHDTK Kintap : Inisiatif Lokal untuk Menghidupkan Ekonomi Berbasis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

Ditulis oleh Admin | 2025-07-28

Kintap, 27 Juli 2025. Potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti rotan kini dimanfaatkan untuk membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat di sekitar hutan. Melalui kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Kerajinan Anyaman Rotan, Laboratorium Keadilan Sosial dan Ekologis (Ekososlab) menghadirkan ruang belajar bagi pemuda dan perempuan di Desa Riam Adungan, kawasan sekitar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kintap), Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Pelatihan ini diselenggarakan pada Minggu, 27 Juli 2025, bertempat di Balai Desa Riam Adungan, dan diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari kelompok pemuda, kelompok sadar wisata, ibu-ibu rumah tangga, dan pengurus desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Ekososlab untuk memperkuat ekonomi komunitas melalui pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dalam pelatihan tersebut, masyarakat diajak untuk memanfaatkan rotan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan kerajinan tangan bernilai ekonomi tinggi. Kegiatan dipandu langsung oleh pegiat kerajinan rotan dari desa lain di Kalimantan Selatan, yang telah sukses mengembangkan produk anyaman hingga menembus pasar nasional. Peserta mendapat kesempatan belajar teknik dasar hingga tahap penyelesaian akhir produk, seperti penganyaman, pengeringan, dan pewarnaan alami.

Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkenalkan strategi pengembangan produk lokal agar dapat bersaing di pasar. Peserta didorong untuk berinovasi menciptakan berbagai bentuk anyaman, mulai dari wadah hasil pertanian hingga produk dekoratif yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Dengan pendekatan learning by doing, para peserta berlatih langsung sambil berdiskusi mengenai potensi pengembangan kerajinan berbasis rotan di tingkat desa.

Menurut tim pelaksana Ekososlab, kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam membangun ekonomi hijau berbasis komunitas. Rotan yang selama ini hanya dimanfaatkan secara sederhana, kini mulai dilihat sebagai sumber penghidupan alternatif yang bisa dikelola secara lestari. “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat tidak hanya mengambil hasil hutan, tetapi juga mengolahnya dengan cara yang adil bagi alam dan menguntungkan secara ekonomi,” ujar salah satu anggota tim Ekososlab.

Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang kegiatan. Banyak peserta, terutama ibu-ibu dan pemuda, aktif berdiskusi tentang ide desain, peluang pasar, serta tantangan bahan baku. Mereka berharap pendampingan lanjutan dapat terus dilakukan agar keterampilan ini bisa berkembang menjadi usaha mikro berbasis kerajinan rotan lokal.

Kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari komitmen Ekososlab untuk memperkuat Laboratorium Sosial-Ekologis di KHDTK Kintap, yang berfungsi sebagai ruang kolaborasi antara masyarakat, pemuda, dan akademisi dalam mendorong model pembangunan desa berkelanjutan. Melalui pelatihan ini, Ekososlab berupaya memastikan bahwa pengelolaan hutan tidak hanya menjaga ekologi, tetapi juga memberikan nilai ekonomi dan martabat bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya.