Anak Muda Menulis Ulang Masa Depan Hutan Lewat Webinar Forestory : Masa Depan Kehutanan di Tangan Anak Muda

Ditulis oleh Admin | 2025-07-20

Jakarta, 19 Juli 2025, di tengah ancaman krisis iklim dan menurunnya daya dukung hutan Indonesia, sekelompok anak muda dari berbagai daerah menunjukkan kepeduliannya terhadap masa depan kehutanan nasional. Melalui kegiatan Webinar Forestory: Ketika Anak Muda Menulis Ulang Masa Depan Hutan, ratusan peserta lintas komunitas dan profesi berkumpul secara daring untuk berbagi gagasan tentang keadilan sosial dan ekologi.

Acara yang digagas oleh Laboratorium Keadilan Sosial dan Ekologi bersama Institut Hijau Indonesia (IHI) ini berlangsung pada Sabtu, 19 Juli 2025, melalui platform Zoom dan diikuti oleh 169 peserta dari kalangan mahasiswa, aktivis lingkungan, dan masyarakat umum. Webinar dibuka oleh Syahlan Faluthi, Ketua Forestry Hub, disusul sambutan inspiratif dari Selamet Daroyni, Direktur Eksekutif IHI, yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk melindungi hutan Indonesia.

“Gerakan kaum muda bukan hanya soal semangat, tetapi soal keberanian untuk menulis ulang masa depan hutan yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujar Selamet dalam sambutannya.

Dalam kesempatan tersebut, M. Akmal Ramadhan selaku Project Officer memperkenalkan program Laboratorium Keadilan Sosial dan Ekologi sebagai ruang belajar kolektif dan wadah kolaborasi bagi anak muda. Laboratorium ini diinisiasi oleh alumni Green Leadership Indonesia (GLI) dengan fokus pada empat pilar utama: pusat kegiatan pemuda, ruang pembelajaran, penjaga fungsi ekologi, dan penggerak pertumbuhan berkelanjutan.

Tiga narasumber utama turut memperkaya diskusi dalam webinar ini : Pertama, Luckmi Purwandari, ST., M.Si (Pusat Generasi Pelestarian Hutan / PUSGENRI) membawakan topik Peran Strategis Anak Muda untuk Masa Depan Kehutanan Indonesia, menyoroti dilema antara antroposentrisme dan ekosentrisme dalam pengelolaan sumber daya hutan. Kedua, Shania (Wanapuan Indonesia) menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor kehutanan melalui materi Mengapa Perempuan Harus Hadir dan Memimpin di Sektor Kehutanan? Ia menyoroti isu ketimpangan gender dan pentingnya kepemimpinan yang transformatif. Ketiga, Tsabit (Patera Foundation) mengajak peserta untuk memperkuat kepemimpinan kolektif dalam paparannya berjudul Mewujudkan Kepemimpinan Kolektif Anak Muda dalam Transformasi Kehutanan.

Diskusi yang berlangsung interaktif mempertemukan berbagai perspektif lintas daerah dan latar belakang. Para peserta aktif berbagi cerita tentang gerakan lokal mereka dalam menjaga kawasan hutan, serta menyoroti tantangan yang dihadapi masyarakat di sekitar hutan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal lahirnya gerakan bersama anak muda untuk mendorong tata kelola kehutanan yang lebih partisipatif dan berkeadilan sosial. “Hutan bukan hanya soal pepohonan, tetapi juga ruang hidup yang harus dijaga dengan kesadaran dan keadilan,” ujar Akmal menutup kegiatan.

Melalui Webinar Forestory, anak muda Indonesia kembali membuktikan bahwa mereka tidak hanya pewaris bumi, tetapi juga penulis ulang masa depan kehutanan yang lestari, setara, dan berpihak pada kehidupan.